Nirvana In Fire (2015)
54 eps. Alur
cerita 20/10 (yes you read it right). Akting 10/10. Sinematografi 8.5/10. Musik 9/10.
Nirvana In Fire (NIF) is one of a few Chinese Historical Drama that definitely deserves perfect score.
“Dalam setiap perebutan
takhta, jika orang hanya mengandalkan kebaikan dan ketulusan, mengapa catatan
sejarah selalu dipenuhi dengan tetesan darah?” –Mei Changsu (Eps. 13)
“Orang hanya
dikhianati oleh orang terdekatnya, karena musuh tak punya kesempatan untuk
melakukan itu.” –Mei Changsu (Eps. 13)
Ketidakcakapan
seorang pemimpin akan berujung pada kehancuran sebuah negara. Seorang Presiden,
jika ia tak cakap, dapat digantikan pada masa pemilihan periode berikutnya. Tetapi
seorang Kaisar, Raja–yang dipercaya oleh sebagian rakyat bahwa mereka adalah
wakil dari langit di dunia–tak dapat digantikan begitu saja. NIF secara garis
besar bercerita tentang hal itu.
Jika kamu mengira
NIF adalah drama seri tentang politik kerajaan dengan tema kebanyakan yang
membosankan, saya pastikan kamu keliru. NIF diangkat dari novel berjudul
Lang Ya Bang yang terbit pada sebuah situs online tahun 2007. Ketika sebuah rumah
produksi tertarik untuk mengadaptasi novel ini menjadi sebuah drama seri, Hai Yan–sang
penulis, juga yang mengerjakan skenarionya. Maka tak heran jika ia berhasil
menerjemahkan setiap tokoh dalam novel berikut seluruh latar belakangnya menjadi
sebuah skrip drama seri yang nyaris sempurna.
Mei Changsu adalah
ahli nomor 1 dalam Daftar Lang Ya. Setiap tahun, Balai Lang Ya–pusat informasi
terbesar di era Kekaisaran Da Liang selalu menerbitkan Daftar Lang Ya yang berisi
urutan para ahli silat/ahli strategi perang terbaik. Mei Changsu datang ke
ibukota ketika 2 pangeran kerajaan sibuk memperebutkan posisi penerus takhta, calon
pengganti Kaisar. Keduanya: Pangeran Mahkota dan Pangeran Yu, menghalalkan segala
cara untuk berada di puncak kekuasaan. Mei Changsu–dengan agenda pribadinya,
turut meramaikan persaingan antar kedua pangeran tersebut.
Dialog-dialog yang sarat makna, perjalanan memulihkan nama baik, perjalanan
memperoleh kepercayaan penuh dari seorang sahabat lama, serta perjalanan
menemui kekasih yang harus ia lepaskan, adalah kekuatan cerita
yang disuguhkan dalam NIF. Di akhir cerita kita akan mengetahui, musuh utama yang
sesungguhnya bukanlah orang-orang dengan sederet rencana jahat dan tipu daya yang muncul bergantian di
sepanjang cerita, melainkan puncak kekuasaan itu sendiri.
Beberapa episode awal serial ini melaju cukup lambat guna menjelaskan latar belakang seluruh tokoh penting yang terlibat sehingga memudahkan penonton untuk memahami setiap keputusan dan tindakan yang mereka ambil.
Beberapa hal berikut menurut saya membuat serial ini sangat menarik.
1. The dialog. Percakapan antar para tokoh utamanya begitu detil dan terperinci. Penonton serasa diajak untuk mengikuti alur berpikir para tokoh utamanya. Saya tidak membaca novelnya, tetapi saya bisa mengatakan Hai Yan memiliki kemampuan menulis skenario yang sangat baik.
2. The role. Mei Changsu. Kisah dalam NIF berpusar pada tokoh ini. Ia bukan seorang ahli silat dengan ilmu yang mumpuni. Ia juga bukan seorang cendekiawan nan bijak. Ia hanyalah seorang yang berjuang mencari keadilan untuk diri dan keluarganya. Pasca NIF tayang, tokoh Mei Changsu seringkali dijadikan tolok ukur kehebatan dan kecerdasan pemeran utama pada serial-serial C-Drama khususnya yang bergenre klasik/historikal.
3. The end. Banyak penonton menilai sebuah drama dari bagaimana akhir ceritanya: happy end atau sad end. Akhir cerita NIF tidak dapat dikelompokkan seperti itu. Cara bagaimana Sutradara dan Penulis Skenario menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan akhir ceritanya menurut saya sangat menyentuh.
Aktor Hu Ge berperan sangat besar di balik kesuksesan tokoh Mei Changsu. Pada masa tayangnya, jubah hangat ciri khas Mei Changsu menjadi sangat populer dan replikanya laku dijual di mana-mana. Wang Kai memerankan Xiao Jingyan dan Liu Tao memerankan Mu Nihuang. Serial ini menjadi begitu melegenda di Tiongkok dan beberapa negara lain mengalahkan sejumlah serial unggulan lainnya. Dengan perolehan rating yang cukup tinggi sepanjang masa tayangnya, juga perolehan penghargaan pada berbagai festival film internasional, patung lilin menyerupai Mei Changsu dan sejumlah pemeran utama lain dalam NIF kemudian diabadikan pada museum Madame Tussauds di Tiongkok.
“In the darkness
of the humanity, the light of heart shines like the moon.” –Hai Yan, the novel
writer.
RP
RP
Komentar
Posting Komentar