Si Tukang Ngigau


Sebenarnya saya termasuk orang yang beruntung dilahirkan dengan sistem pencernaan yang berjalan baik dan lancar. Pipis dan buang air besar. Kalau kata orang-orang, normalnya orang itu buang air besar 1 kali sehari setiap pagi, dan pipis sekitar 5 kali sehari. Nah, kalo saya agak luar biasa. Pipis nggak kehitung, sebab saya suka sekali minum air putih. Buang air besar bisa 2 kali sehari. Nggak perlu susah payah ngeden sampe muka merah dan emosi, semua akan keluar pada waktunya ^^. 

Jumlah yang masuk setara dengan jumlah yang keluar. Begitulah kira-kira perhitungannya secara matematika.

Tapi punya sistem pencernaan yang terlalu lancar itu sering juga bikin repot terutama kalau lagi kejebak macet di jalan dan nggak ada toilet umum di sekitaran. Ampun deh. Saya sering stres gara-gara ini. 

* * * 

Suatu malam, dulu, waktu saya dirawat di rumah sakit gara-gara sistem pencernaan terganggu alias terlalu sering buang air besar dan kecil, saya mimpi ketemu makhluk yang gede banget. Semacam jin, begitulah. Barangkali karena saking stresnya dengan penyakit saya waktu itu, saya minta jin mengabulkan satu permintaan saya.

Ketika terbangun kira-kira jam 5.30 di pagi hari, saya panik dan memijit-mijit tombol bel pemanggil suster. Suster pun tergopoh-gopoh datang lalu bingung melihat saya menangis. 

“Kenapa?” tanya suster. 
“Kaki saya Suster, tolong lihat... Anu Suster, jempol kaki saya... ngompol...” 

"Ha?" kata suster sambil menarik kaki sebelah kanan saya dari samping tempat tidur yang terjepit di antara kasur dan rel pengaman ranjang pasien. “Kenapa bisa begini?” tanya suster lagi. Sambil menahan sakit saya menggeleng. Saya cuma teringat pertemuan saya dengan jin semalam. Dan juga teringat satu permintaan saya padanya. 

Begini. 

Gara-gara saya merasa sangat frustrasi karena terus-menerus buang air, saya ingin... ingiiin sekali bisa memindahkan organ pembuangan ke bagian tubuh yang lain. Barangkali karena saking inginnya, lalu saya minta pada jin: tolong pindahkan organ pembuangan di tubuh saya! 

Mata jin itu terbelalak. Besar sekali. Saya diam, mendengus. Lalu dia ketawa lebar-lebar. Saya teriak. “Saya serius minta itu!” 
“Dipindah kemana?” katanya bingung. 
“Meneketehe?” jawab saya marah. “Jempol kaki!” teriak saya asal. 
“Oke!” katanya. “Tutup kedua matamu,” tambahnya. 


Saya senang karena dia setuju. Memindahkan organ pembuangan (yaitu saluran kencing dan dubur) jauh dari kelamin manusia adalah ide yang cemerlang. Misalnya menempatkan keduanya di kaki bagian bawah, di jempol lebih tepatnya. Saya pikir siapapun yang pernah mengalami gangguan pencernaan berlebihan, pasti bisa mengerti keinginan saya ini. 

Alasan saya sebenarnya sepele, cuma persoalan kepraktisan. Kalau kita mau pipis atau buang air besar, cukup meletakkan jempol kaki di kakus, nggak perlu repot-repot jongkok, membuka dan memelorotkan celana atau menyingkapkan rok. Nggak akan ada laki-laki iseng mengintip kakus umum sebab apa enaknya mengintip jempol? 

Lagipula, mencebok jempol kaki jauh lebih mudah daripada mencebok pantat dengan sela-sela dan lekukan yang belum tentu terjangkau oleh jari-jari kita. Mau pipis cukup mencopot sandal atau membuka sepatu. Nggak ada kesan porno sama sekali. Selain itu, dengan menjauhkan kelamin manusia dari saluran kencing dan dubur, otomatis semakin menjauhkan hidung kita dari bau-bau yang nggak enak. Menyenangkan. 

* * * 

Pagi harinya, sebelum suster berwajah bengis itu muncul memandikan saya, saya terbangun karena jempol kaki saya berdenyut keras. Dan sakit. Dan basah. Saya panik bukan main dan memijit-mijit tombol bel pemanggil suster. Suster pun tergopoh-gopoh datang lalu bingung melihat saya menangis. 

“Ini cuma kaki yang kejepit ranjang,” kata si suster bengis itu. “Jari-jarinya jadi bengkak dan berkeringat banyak sekali.” 

Suster itu keluar sebentar lalu kembali dengan seperangkat peralatan mandi. Saya masih deg-degan. Tapi dengan santai dia bicara lagi, "di rumah sakit ini ada juga kok terapi untuk mengurangi kebiasaan mengigau.” 

>.< 

Postingan populer dari blog ini

Klotok Boat Drag Race

Misteri Arak Cina

Nirvana In Fire (2015)