Filosofi Nama


Poet. Poetry. Petite. Putti. Leo Betina.

Saya selalu menyukai bulan Agustus. Sebagian besar alasan karena di bulan itulah saya lahir. Sisanya karena saya menyukai cara orang-orang menamai bayi-bayi mereka dari kata “Agustus” yang tidak satupun terlintas dalam pikiran orangtua saya ketika menamai saya.

Ya, dulu saya sering bertanya-tanya kenapa. Tapi kemudian saya menghibur diri sendiri, tak apa. Sebab karena alasan itu jugalah saya selalu penasaran tentang hal-hal kecil yang terjadi di hidup saya, sekeliling saya, kemudian menuliskannya ke dalam sebuah tulisan. Tulisan pendek. Puisi. Poetry. 

Saya dilahirkan lebih cepat dari semestinya, atau kata orang-orang, saya ini bayi prematur. Lahir terlalu mungil, petite, karena itulah Ibu menamai saya Putti, yang kemudian tertulis menjadi takdir sebab saya tetap mungil hingga kini. Lahir terlalu cepat, dan saya begitu ingin menjadi seorang Leo yang lahir di bulan Agustus meski saya tidak begitu percaya pada teori astrologi dan sejenisnya, tapi saya beritahu apa sebabnya.

Pertama. Saya ini keturunan Banten, maka Ayah menamai saya Ratu. Leo, sebagaimana orang-orang menyetujui, adalah Raja. Dan Raja semestinya berpasangan dengan Ratu. By default.

Kedua. Ada satu bulan dalam kalender yang selama ini kita kenal, yang lancang jika dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Ia adalah bulan yang tetap memiliki 31 hari setelah bulan sebelumnya memiliki 31 hari, melawan aturan yang berlaku umum bahwa bulan setelah bulan yang memiliki 31 hari semestinya memiliki 30 hari saja (atau kurang, Februari misalnya). Tapi tidak demikian dengan Agustus.

Sejak dalam kandungan, saya begitu ingin dilahirkan di bulan Agustus dan menjadi seorang Leo. Leo betina.


Postingan populer dari blog ini

Klotok Boat Drag Race

Misteri Arak Cina

Nirvana In Fire (2015)