Jam Kerja Normal

Seseorang mengundurkan diri dari pekerjaannya. Salah satu penyebabnya: "Keluarga saya protes dengan jam kerja saya. Katanya, nggak normal. Orang-orang tidur, kok kamu kerja? Orang-orang libur, kok kamu juga kerja?"

Cerita seperti itu sudah sangat sering saya dengar. Atau lebih tepatnya, kejadian seperti itu sudah sering dialami oleh orang-orang lain, selain saya. Kebetulan dulu waktu saya bekerja dengan sistem shift, keluarga saya nggak pernah komentar apa-apa, baik tentang jam kerja saya apalagi tentang berapa penghasilan saya. Bagi mereka, selama pekerjaan saya halal dan saya senang, mereka pun senang. Alangkah beruntungnya saya.

...

Baiklah. Sebetulnya, saya cuma bingung dengan mereka yang seringkali bertanya tentang ini: "Orang-orang tidur, kok kamu kerja? Orang-orang libur, kok kamu juga kerja?"

Misalnya salah satu dari mereka, saat sedang nikmat-nikmatnya tidur lelap di malam hari lalu terbangun karena tiba-tiba tersedak. Lalu dia berjalan ke dapur sambil terbatuk-batuk untuk mengambil segelas air minum. Sampai di dapur, galon air minum kosong. Habis. Tidak ada stok. Dia lupa menyimpan cadangan. Masih sambil terbatuk-batuk dia menelepon toko yang melayani pelanggan 24 jam, dan memesan 1 galon air minum. 5 menit kemudian galon air minum datang. Dia pun segera minum, berhenti tersedak, dan tidur lagi.

...

Padahal... Mestinya nih ya, mestinya, orang-orang yang sibuk melarang orang lain bekerja hanya karena menurut mereka jam kerjanya nggak normal, pada saat dia tersedak di tengah malam buta, di malam takbiran misalnya, saat sebagian besar orang-orang berkumpul bersama keluarganya dan bukannya masih berkutat dengan pekerjaannya karena kondisi yang mengharuskannya demikian, ya biarkan saja tersedak sampai hari kerja berikutnya, di jam kerja orang-orang normal, misalnya pukul 8 atau 9 pagi. Begitu. Mestinya.

Iya dong.

~"

Postingan populer dari blog ini

Klotok Boat Drag Race

Misteri Arak Cina

Nirvana In Fire (2015)