Menelepon Customer Service

Di dunia ini, tadinya saya kira pekerjaan paling sulit adalah "Bekerja sebagai staf Customer Service yang mesti selalu ramah, sopan, dan super sabar melayani ratusan pelanggan dengan berbagai karakter: nggak sabaran, banyak maunya-bahkan sering berubah-ubah, dan yang kelewat bawel". Ternyata ada pekerjaan lain yang tingkat kesulitannya mirip, yaitu: "Menelepon Customer Service".

Kemarin paket data saya habis kuotanya. Saya pun segera kirim SMS ke nomor biasa dengan mengetik "EXTRA 10K".

Nggak sampai 1 menit, SMS saya dijawab mesin otomatis. "Permintaan gagal."
Baru kali ini, kata saya dalam hati. Baiklah. Saya ketik ulang, takut-takut kelebihan spasi atau apa. "EXTRA 10K".
Lagi-lagi jawabannya: "Permintaan gagal."
Saya ulangi, mengubah huruf kapital menjadi lower case dan mengubah kode paket: "extra 5k".
Jawabannya sama. "Permintaan gagal."

Oke. Saya melakukan jurus jitu: matiin HP-cabut batere-tunggu 2 menit-nyalain lagi, kemudian mengetik lagi: "Extra 5K".
Jawaban masih juga sama. "Permintaan gagal."

Karena lagi butuh banget koneksi data, saya pun langsung menelepon Customer Service operator terkait.

Setelah melalui 2 menit pertama memencet ini itu ini itu blablabla lalu menunggu 1 menit berikutnya untuk tersambung dengan CS.
"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" Suaranya sih ramah.
"Ya Mbak. Mau tanya, apa sedang ada gangguan sistem untuk pendaftaran paket data? Saya udah cobain kirim SMS sampe 4 kali gagal semua."
"Baik terima kasih, boleh kami melakukan verifikasi data terlebih dahulu?"
"Silakan..."
"Dengan nomor ponsel berapa ini?"
(Saya menjawab dengan baik.)
"Baik terima kasih. Maaf dengan siapa saya bicara?"
"Putti. Putti Ranni."
"Baik terima kasih, dengan Ibu Susiani?"
"Putti, Mbak. Pe-u-te-te-i. Er-a-en-en-i."
"Baik terima kasih Ibu Putri."
"Putti, Mbak... papa-ultra-tango-TANGO-india..."
(Sebuah penjelasan yang kayaknya... gini, gini... bukankah CS di perusahaan-perusahaan besar sudah dilengkapi dengan data yang tinggal diakses dari aplikasi Customer Relationship Manager di komputer mereka dan begitu si Mbak CS input nomor HP saya tadi, langsung terpampang nama saya berikut seluruh data dan histori keluhan... jadi si Mbak CS ini nggak perlu repot-repot men-challenge tingkat kesabaran saya di tahap verifikasi data ini...)
"Oh maaf, baik terima kasih Ibu Putti..."
(Membuang nafas...)
(Lalu proses verifikasi data dilanjutkan. Sampai di sini saya masih oke-oke aja. Wong namanya prosedur.)

"Boleh kami tahu kesulitan yang Ibu alami?" Kata Mbak CS lagi. Masih dengan suara yang ramah.
"Tadi saya coba kirim SMS untuk pendaftaran paket ekstra data. Kirim sampe 4 kali tapi gagal semua. Semua jawabannya: permintaan gagal. Kenapa ya?"
"Seperti itu ya... baik terima kasih..."
(Ini kalimat standar yang... ok, nevermind...)
"Apakah Ibu sudah mengetik dengan format yang benar dan mengirimkan ke nomor yang benar?"
"Ya rasanya iya, saya udah biasa kan. Tapi baru kali ini gagal."
"Seperti itu ya... baik terima kasih..."
(Hmmmmmmmm...)
"Contohnya begini Ibu Putti: ketik e-ex-te-er-a spasi paket yang diinginkan, misalnya paket lima ribu rupiah untuk kuota data hingga tujuh puluh lima mega... maka disingkat menjadi angka 5 dan huruf K disambung. Huruf kecil atau huruf besar tidak masalah."
"Ya Mbak kebetulan saya udah hafal kok."
"Seperti itu ya... baik terima kasih..."
(Hmmmmmmmmmmmhhhhh.............)
"Jika terdapat salah eja satu huruf saja..." kata si Mbak CS masih optimis melanjutkan... "otomatis paket tidak dikenal dan tidak akan diproses registrasinya."
"Iya Mbak saya paham. Saya udah sering kok. Cuma baru kali ini aja jawabannya gagal... makanya tadi saya tanya, apa sistemnya sedang gangguan?"
"Seperti itu ya... baik terima kasih... tadi ketiknya bagaimana?"
(Mendesis keras kayak ular betina yang mergokin lakinya lagi selingkuh.)
"E-ex-te-er-a spasi 10K, Mbak..."
"Seperti itu ya... baik terima kasih... dipastikan itu huruf x seperti pada kata x-ray ya bukan ks seperti pada kata..."
"Mbak!!!"
(Saya memotong pembicaraan.)
(Diam sejenak. Mendesis lagi.)
"Ini saya nelpon udah hampir 10 menit pulsa saya habis, Mbak tadi ngomong apa? Hah?"
(Saya ini menelepon CS operator selular kan, bukan CS tukang bakso?)
(Si Mbak CS mulai nyadar saya ngambek...)
"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya Ibu Putti, kami hanya ingin memastikan pesan terkirim dalam format yang tepat."
(Nggak mau ngomong, kayak abege lagi ngambek sama pacar.)
(Masih nggak mau ngomong.)
(Pulsa terus berjalan... pulsa gue woy!)
"Baik terima kasih..."
(Sekali lagi dia ngomong kata "baik terima kasih" gue beneran loncat dari tower tetangga...)
"...akan kami cek terlebih dahulu ke bagian terkait. Sementara ini keluhan Ibu sudah kami catat da......"
(Saya menutup telepon dan membuang nafas panjang-panjang.)
(Dan gak jadi loncat...)

* * *

Suatu kali beberapa waktu yang lalu saya memesan taksi melalui telepon.
"Terima kasih telah menghubungi kami, dengan siapa saya bicara?"
"Saya dengan Putti..."
"Baik Ibu Saipudin..."

>.<















Postingan populer dari blog ini

Nirvana In Fire 2: The Wind Blows In Changlin (2017)

Misteri Arak Cina

Perempuan-Perempuan Proyek (Dari Sebuah Catatan Panjang, Bagian 3)